EmO CoMuNiTy
sejarah kata emo
Menurut sejarah, kata - kata emo merupakan kependekan dari kata emosional. Emo, emo, emo dan emo. Adalah sebuah istilah yang sekarang ini sering sekali kita dengar baik lewat televisi, radio, percakapan sehari-hari serta digembar-gemborkan khususnya anak-anak muda. Apa sih emo itu? Malah ada juga yang berkata “emo- skinhead-punk”. Wah, terus apa pula hubungannya dengan Skinhead-punk? Apa Emo adalah bagian dari Skinhead-punk? Atau apalah!
Emotion Hardcore biasanya disebut (istilah ngetrend) Emo, adalah sebuah gaya hidup, fashion dan budaya yang baru saat sekarang ini mulai nge-boom di seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia. Emotion berasal dari bahasa Inggris, berarti emosi atau perasaan seseorang yang ingin diekspresikan. Sedangkan Hardcore adalah sejenis aliran musik yang memiliki tipe raungan gitar elektrik clean dan hentakkan drum yang dimainkan keras.
Dilihat dari sejarah munculnya, Emo adalah cabang atau yang lebih tepatnya adalah bentuk perkembangan dan evolusi dari Skinhead dan Punk. Emo muncul pertama kali sekitar pertengahan tahun 1980 di Washington, dan pertama kali diperkenalkan oleh band beraliran punk-melodic, DC Scene. Seperti artinya (emotion), lagu yang diusung lebih banyak mengandung unsur-unsur emosi dan perasaan seperti cinta, kasih sayang, rasa marah, kesal, dan segala sesuatu yang berhubungan erat dengan asmara dan perasaan seseorang.
Emo adalah sebuah bentuk merosotnya suatu makna ideologi dari suatu kaum subkultur (Skinhead-Punk) yang selama ini telah memiliki ideologi anti kemapanan sebagai bentuk perlawanan terhadap kemewahan, hukum-hukum yang selalu menindas kaum kecil. Emo sengaja diciptakan sebagai salah satu “senjata” untuk memerangi dan mengalahkan ideologi Skinhead-Punk Segala jenis atribut yang mereka (Emo) kenakan yang lebih menonjolkan kemewahan, merk. Sudah jelas mereka bukan Skinhead-punk yang sebenarnya. Emo hanyalah sebuah bentuk kapitalisme musik, dan ideologi pro-kemapanan yang dikemas dan menyusup rapi ke dalam ideologi skinhead-punk yang selama ini sudah berakar kuat dalam benak para pengikutnya.
Anak muda sering menjadi korban miskonsepsi dan begitu pula style yang mereka anut. Emo style adalah salah satu yang sering disalah kaprahkan oleh para orang tua yang menganggap anak muda penganutnya sebagai pemberontak dan apatis.
Salah satunya adalah penggunaan kosmetik rambut pada rambut emo. Sering kali penyandang gaya rambut emo menggunakan banyak hair gel atau produk hairstyling lainnya. Karena hal tersebut, banyak orang mengasumsikan bahwa rambut anak-ank emo tidak bersih. Kesan seperti ini bisa timbul ketika loe gak membersihkan rambut loe secara rutin.
Zat kimia yang ditinggalkan produk hairstyling di rambut bisa menyebabkan rambut terlihat sangat jelek dan tidak terawat. Dari rambut yang tidak terawat seperti itu lah muncul kesan bahwa orang-orang emo apatis, bahkan tidak peduli pada diri mereka sendiri.
Padahal kalau kita mengaku emo, kita pasti tahu bahwa salah satu prinsip emo adalah menampilkan emosi dalam diri melalui penampilan. Berarti penampilan yang tidak terawat = emosi yang juga tidak terawat.
Para orang tua juga sering kali menganggap anak muda yang menyandang emo style berkepribadian tidak stabil. Mereka mungkin saja memandang pakaian anak emo yang ”sedikit berbeda” ditambah poni yang menggantung menutupi setengah wajah sebagai hal yang negatif. Gaya rambut seperti itu sering kali dianggap untuk menyembunyikan diri.
Walaupun penampilan menggambarkan apa yang ada dalam diri kita sesungguhnya, sebenarnya mereka tidak berhak menilai kita secara negatif hanya dari setereotip dan asosiasi yang tidak jelas. Kita juga harus secara ekstra aktif menunjukkan sikap positif kita untuk mengimbangi miskonsepsi negatif tersebut. Repot memang, tapi mau bagaimana lagi... namanya juga orang tua